Rabu, 27 Agustus 2014

Tips Memilih Tas Kamera

Pilih busa kompartemen tebal.
Busa untuk sekat kompartemen tebal akan mengurangi efek benturan pada body kamera atau lensa yang ada didalam tas. So.. pilihlah tas kamera yang mempunyai busa tebal untuk pemisah kompartemen, agar melindungi body kamera dan lensa terhadap benturan.

Sesuaikan dengan kebutuhan.
Yang saya maksud dengan sesuaikan dengan kebutuhan disini adalah, calon pembeli harus tahu apa yang kira-kira akan dibawa dalam tas yang akan dibeli. Karena ada bermacam-macam tools dan accesories untuk kamera, jadi pastikan dulu, apa yang akan dibawa dalam hunting. Misalkan hanya membawa peralatan standar, kita bisa memilih tas yang ukurannya tidak terlalu besar. Tetapi apabila sering berpergian ke penjuru nusantara atau bahkan ke luar negeri, alangkah baiknya jika memilih tas yang berukuran besar, yang bisa untuk memuat laptop, lensa, lampu flash dan accesories lain.

Cari info di Internet atau media lain.
Agar tahu spesifikasi tas yang ingin dibeli, dan supaya tidak menyesal di kemudian hari saat membeli tas via online shop, maka sebaiknya sebelum membeli tas kamera, kita mencari infonya di Internet. Apabila beli langsung ke toko kamera, saya sarankan ajaklah teman yang lebih tahu, dan lebih paham mengenai tas kamera.

Usahakan ada rain covernya.
Rain cover adalah pelindung hujan, rain cover sangat penting karena lapisan ini akan melindungi barang yang ada di dalam tas dari hujan dan air. Ini penting sekali pada saat sedang hunting di alam terbuka atau outdoor. Walaupun pada dasarnya bahan tas kamera DSLR sudah tahan air, tetapi lebih baik lagi pada saat hujan kita melapisinya dengan rain cover. Apabila sudah terlanjur membeli tas kamera yang belum ada rain covernya, kita bisa membelinya secara  terpisah di toko perlengkapan kamera.

Handmade Bag why not?
Apabila budget terbatas dan kebutuhan akan tas kamera sudah mendesak tidak ada salahnya membeli handmade bag. Sekarang ini sudah banyak produsen lokal yang bisa membuat tas kamera dengan model dan kualitas yang bagus, dengan harga terjangkau pula. Jangan meremehkan produk lokal, karena kualitasnya bisa disetarakan dengan tas kamera pabrikan, dan dengan harga relatif lebih murah.

Tips Menghemat Batre Kamera DSLR

Selektif Dalam Memotret
Fokuslah dengan tujuan utama dahulu, sebelum tujuan utama belum tercapai jangan asal jepret, karena akan menyebabkan boros baterai dan memory.

Non Aktifkan Auto Review
Pada kamera DSLR dan Pocket pasti memiliki fitur ini, Non Aktifkan Fitur ini karena akan membuat baterai bekerja extra.

Tambah ISO kurangi Flash
Built in flash pada kamera sangatlah memboroskan baterai, tambah poin ISO agar kebutuhan akan flash berkurang. Lebih extreem lagi tanpa memakai flash sama sekali agar baterai lebih hemat lagi.

Minimalisir Menyalakan Layar LCD
walaupun LCD pada kamera hanya berukuran 3 inch, tetapi kamera akan membutuhkan banyak energi listrik untuk menyalakannya. Jangan menggunakan fasilitas live view, dan gunakanlah view winder untuk membidik object.

Non Aktifkan IS/VR (Image Stabilizer/Vibration Reduction)
Dengan menonaktifkan fungsi ini, baterai akan 20% lebih awet. Image stabilizer/vibration reduction menguras banyak energi untuk menggerakan elemen didalam lensa untuk mengurangi shake agar foto lebih tajam.

Non Aktifkan Sensor Cleaning
Untuk type kamera tertentu memiliki fitur sensor cleaning, sensor ini akan aktif setiap kamera dinyalakan. Untuk menghemat konsumsi baterai non aktifkanlah fitur ini, sehingga bisa untuk menghemat baterai kamera.

Gunakan Manual Fokus
Cara terakhir ini diperuntukan bagi yang sudah mahir dalam memotret karena apabila belum mahir dalam memotret menggunakan manual fokus, justru akan membuat boros baterai, karena cenderung memotret berulang-ulang untuk mendapatkan hasil (fokus) yang diinginkan.

Shutter Speed

Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di kamera anda terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Gampangnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.

Supaya mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam beberapa penggunaannya di kamera:

  • Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda akan melihat tulisan seperti ini: 30’’
  • Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
  • Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image Stabilization.
  • Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.
  • Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin cepat shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan mode Shutter Priority dan set shutter speed di angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan mode S/Tv ini.
  • Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan efek gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan anda mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar foto tersebut.